Situasi tidak membaik pada 2023, saat panjang jalan baik kembali menyusut menjadi 199,965 km. Dalam tahun yang sama, jalan rusak dan rusak berat secara gabungan mencapai 284,150 km atau sekitar 39,39% dari total panjang jalan beraspal.
Peningkatan panjang jalan rusak berat selama periode 2021–2024 konsisten setiap tahun, menunjukkan lemahnya pengawasan dan penanganan kerusakan jalan. Kebijakan perbaikan jalan terlihat tidak berhasil menghambat tren kerusakan.
Selisih kondisi jalan baik antara 2021 dan 2023 mencapai 104,540 km, memperlihatkan pelemahan tajam dari segi kualitas pelayanan infrastruktur dasar. Upaya perbaikan tidak seimbang dengan laju kerusakan yang terjadi.
Kondisi ini berdampak langsung pada aktivitas ekonomi dan keselamatan masyarakat, khususnya di wilayah pelosok. Mobilitas warga dan distribusi barang terganggu akibat rusaknya infrastruktur jalan yang menjadi tulang punggung transportasi lokal.
Ketimpangan antara jalan baik dan jalan rusak berat mencerminkan kegagalan manajemen infrastruktur. Proporsi jalan baik yang kini hanya 30,38% dari total panjang jalan menegaskan adanya urgensi perbaikan kebijakan pembangunan fisik daerah.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, Bangkalan akan menghadapi risiko stagnasi ekonomi dan menurunnya kualitas hidup masyarakat. Pemkab Bangkalan perlu mengambil langkah strategis dan transparan untuk memulihkan infrastruktur jalan secara menyeluruh.