Lebih dari Sejuta Sarjana Nganggur, Butuh Orkestrasi Kementerian untuk Atasi Pengangguran

Madurapers
Dr. (H.C.) Puan Maharani, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Fraksi PDI Perjuangan.
Dr. (H.C.) Puan Maharani, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Fraksi PDI Perjuangan. (Foto: dok/vel, 2025)

Jakarta – Jumlah pengangguran lulusan sarjana di Indonesia mencapai 1.010.652 orang pada 2025. Angka ini menunjukkan lemahnya sinkronisasi antara sistem pendidikan dan kebutuhan pasar kerja nasional, Kamis (17/07/2025).

Puan Maharani, Ketua DPR RI, menyoroti, sistem pendidikan dan kebijakan ketenagakerjaan belum mampu menjawab tantangan tersebut. Ia menyebutkan, hal ini memperlihatkan arah pembangunan ekonomi yang belum terstruktur dengan baik.

“Kita sedang menghadapi tantangan besar, dimana lebih dari sejutaan lulusan sarjana yang masih kesulitan mendapat pekerjaan,” katanya, kutip Parlementaria, Kamis (17/07/2025). Puan menegaskan, sistem harus segera diperbaiki agar relevan dengan kebutuhan industri.

Data BPS menyebutkan, total pengangguran nasional mencapai 7,28 juta orang per Februari 2025. Dari jumlah tersebut, 1,01 juta adalah lulusan universitas, menempati posisi ketiga.

Tingkat pengangguran nasional berada di angka 4,76 persen, dengan sebagian besar berasal dari pendidikan SD dan SMP. Pendidikan SMA menyumbang 2,04 juta pengangguran, sementara SMK 1,63 juta.

Lulusan diploma menyumbang 177.390 pengangguran, sedangkan sarjana 1,01 juta orang. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlarut, kata Puan, dan harus ada langkah koreksi cepat.

Puan mendorong evaluasi sistem pendidikan tinggi dan SMK agar lebih sesuai kebutuhan pasar. Ia menekankan, kampus dan SMK harus menjadi bagian dari ekosistem produktif nasional.

“Kampus dan SMK harus menjadi bagian dari ekosistem produktif nasional, bukan sekadar pabrik gelar akademik,” tegas Puan. Ia mengusulkan pembentukan Pusat Pengembangan Keterampilan Nasional.