Dalam data yang dimilikinya, lanjut Ridhoi, setiap puskesmas mengeluarkan anggaran melalui BLUD sebesar Rp20 juta. Namun, yang sangat disayangkan, seharusnya kegiatan workshop tersebut diadakan di setiap puskesmas, bukan dijadikan satu kegiatan.
“Aneh ini mas, 22 Puskesmas di Bangkalan gelar kegiatan workshop nelan biaya ratusan juta. Sedangkan acaranya di taru di Bandung, apakah di Bangkalan atau Surabaya tidak ada tempat yang masuk kualifikasi untuk dijadikan tempat kegiatan semacam itu, atau jangan-jangan dimanfaatkan anggaran itu untuk jalan-jalan dan belanja,” tandasnya.
Selain itu, Ridhoi Nababan juga mempertanyakan Keberadaan kantor CV. NCA Tour yang ditunjuk untuk pemberangkatan workshop BLUD ke Bandung tersebut. Menurutnya, CV yang berlokasi di Khayangan Bangkalan tidak ada, bahkan tidak ada tanda banner atau papan pengenal kantor.
“Kami ada buktinya, bahwa kantor CV yang menjadi pihak ketiga dari kegiatan Workshop BLUD yang berlokasi di Khayangan Bangkalan tidak ada, ini jelas ada permainan untuk menghabiskan anggaran negara hingga ratusan juta,” tegasnya.
Sembari mengakhiri diskusinya, Ridhoi tegaskan kepada Dinkes Bangkalan, jika tidak dilakukan perbaikan, maka dirinya mengaku tidak akan segan-segan untuk melaporkan kepada yang berwajib.
“Tolong diperbaiki ya bu Kadinkes, jangan sampai ada permainan dengan uang negara, atau tidak kami akan bawa ke ranah hukum kasus dugaan penyalahgunaan anggaran negara ratusan juta ini,” tegas pria kelahiran Kokop itu.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes), Nur Hotibah menyampaikan terimakasih atas masukan dan kritik yang telah disampaikan oleh Lembaga Informasi Publik Independen (LIPI) terkait kegiatan Workshop BLUD dan lain-lain.