Nama bulan dalam Kalender Ibrani meliputi Tishri (30 hari), Heshvan (29 hari), Kivlev (30 hari), Tebet (29 hari), Shebat (30 hari), Addar (29 hari), Nisan (30 hari), Iyar (29 hari), Sivan (30 hari), Tammuz (29 hari), Ab (30 hari), dan Elul (29 hari). Pada tahun kabisat, hari libur bulan Adar dirayakan di Adar Kedua.
Kalender Ibrani ini menghitung tahun sejak penciptaan dunia, yang ditetapkan pada tahun 3761 SM. Tanggal-tanggal dalam Kalender Ibrani disebut AM (Latin: Anno Mundi, “Tahun Dunia”) dan BCE (Before Common Era, Latin: Antes De La Era Común, “Sebelum Era Umum”).
Kalender Yahudi memiliki sejarah panjang yang kompleks, dengan asal usulnya sulit ditelusuri secara akurat. Sejak tahun 1948, kalender ini mencatat Iyar 5 sebagai Hari Kemerdekaan Israel, mencerminkan perpaduan tradisi agama dan peristiwa modern.
Pada masa awal, Israel kuno diduga menggunakan kalender solar, tetapi bukti menunjukkan adopsi sistem lunisolar seperti Kalender Babilonia. Selama periode Bait Suci Kedua, Sanhedrin, dewan tetua di Yerusalem, bertanggung jawab atas penentuan kalender berdasarkan pengamatan Bulan Baru.
Setelah Sanhedrin runtuh, pengaturan kalender beralih ke patriarkat Palestina hingga Hillel II memperkenalkan kalender tetap pada tahun 359 M. Kalender ini mengandalkan perhitungan astronomis dan dirangkum oleh Maimonides dalam Kode: Penyucian Bulan Baru, meskipun perdebatan muncul pada abad ke-10.
Komunitas sektarian seperti Laut Mati dan Karaite memiliki variasi kalender tersendiri, mencerminkan perbedaan keyakinan dan praktik. Terlepas dari perbedaan tersebut, Kalender Yahudi terus berkembang sebagai simbol hubungan unik antara astronomi, budaya, dan agama.