Mohammad Natsir, seorang tokoh besar dalam sejarah Indonesia, lahir di Alahan Panjang, Lembah Gumanti, Solok, Sumatera Barat, pada 17 Juli 1908. Dikenal dengan gelar Datuk Sinaro Panjang, beliau tidak hanya menjadi perdana menteri kelima Republik Indonesia, tetapi juga pendiri dan pemimpin partai politik Masyumi, serta salah satu tokoh Islam terkemuka di Indonesia.
Masa kecilnya diwarnai dengan semangat belajar yang tinggi. Natsir mengenyam pendidikan di HIS Solok dan sekolah agama Islam yang dipimpin oleh para pengikut Haji Rasul. Setelah itu, melalui perjuangan dan beasiswa, beliau melanjutkan pendidikan di MULO dan AMS Bandung, lulus pada tahun 1930.
Di Bandung, Natsir tak hanya menimba ilmu di ranah pendidikan, tetapi juga terlibat dalam gerakan nasional. Interaksinya dengan para aktivis seperti Syafruddin Prawiranegara, Mohammad Roem, dan Sutan Syahrir mengukir jejak penting dalam perjalanannya. Tahun 1932, beliau belajar mendalam tentang agama dari Ahmad Hassan, yang mengasah kecerdasan spiritualnya.
Natsir terkenal sebagai pemikir yang mendalam dalam bidang agama, kebudayaan, dan pendidikan. Dengan keunggulan intelektualnya, beliau menulis banyak karya yang menginspirasi dan memperkaya pemikiran keagamaan dan kebudayaan di Indonesia.
Karir politik Natsir mencuat saat beliau mengajukan mosi integral yang mengembalikan keutuhan bangsa Indonesia dalam Negara Kesatuan RI pada tanggal 5 April 1950. Keberhasilan ini membawanya ke kursi perdana menteri, diangkat oleh Bung Karno, yang melihat visinya untuk menyelamatkan Republik melalui konstitusi.