Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, menilai strategi pemerintah dalam mengembangkan ekonomi kreatif (ekraf) masih lemah. Ia menyoroti kurangnya langkah konkret dalam menarik investasi ke sektor ini, kutip Parlementaria, Rabu (26/03/2025).
Dalam rapat kerja dengan Menteri Ekonomi Kreatif di Senayan, Jakarta, Novita mengapresiasi perkembangan talenta ekraf dan sentra industri kreatif. Namun, ia menilai paparan pemerintah hanya bersifat umum dan tidak menyentuh aspek strategis.
Novita mempertanyakan anggaran yang dialokasikan untuk pengembangan ekraf serta sumber pendanaannya. Menurutnya, pemerintah harus lebih transparan dalam menjelaskan skema pendanaan sektor ini.
Ia juga menyoroti kegagalan pemerintah menarik investasi dari platform digital seperti TikTok. Hampir 90% kreator ekraf di Indonesia menggunakan TikTok, tetapi perusahaan itu justru batal berinvestasi di Indonesia.
Novita menyebutkan bahwa isu keamanan menjadi salah satu alasan utama batalnya investasi tersebut. Gangguan dari oknum preman dan ormas dalam event kreatif menjadi hambatan besar bagi investor.
Ia meminta pemerintah untuk menyusun strategi konkret guna menciptakan ekosistem investasi yang kondusif. Tanpa jaminan keamanan dan stabilitas, investor akan terus ragu menanamkan modalnya di Indonesia.
Politisi PDI-Perjuangan itu juga mengingatkan bahwa pertumbuhan talenta ekraf saja tidak cukup. Pemerintah harus memastikan kebijakan yang mendukung pertumbuhan industri kreatif secara menyeluruh.
Novita Hardini menegaskan bahwa tanpa strategi yang jelas, Indonesia akan sulit bersaing dalam industri kreatif global. Ia berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk menarik lebih banyak investasi.