Selain itu, pendidikan politik yang efektif dapat memberdayakan masyarakat untuk menjadi pemilih yang kritis dan memahami pentingnya pemilu yang demokratis. Masyarakat yang teredukasi memiliki potensi lebih besar untuk mengawasi dan menanggapi potensi pelanggaran dalam pemilu.
Dengan demikian, dapat ditafsirkan meskipun pemilu demokratis dan pemilu tidak demokratis dapat memiliki konsep yang serupa, implementasinya sangat dipengaruhi oleh praktek-praktek tertentu. Oleh karena itu, upaya mengadvokasi secara berkelajutan prinsip demokrasi dan menjaga pemilu sebagai instrumen partisipasi rakyat yang adil dan bebas menjadi penting. Melalui upaya kolektif-kolaboratif, masyarakat dapat memastikan bahwa pemilu tidak hanya menjadi formalitas, tetapi juga sarana yang efektif untuk menentukan arah demokrasi di masa depan.
Mohammad Fauzi adalah peneliti lembaga kajian Tri Dharma Cendekia (Dok. Madurapers, 2024).