Dirinya juga terharu karena mengingat perjuangan almarhum bapaknya yang selalu memberikan motivasi, dan momen ini dirinya merasa telah menunaikan janji ayahnya untuk menjadi seseorang yang berprestasi.
Almarhum, Sohibul Anam, ayah dari Alvian meninggal dunia dua tahun yang lalu tepatnya tahun 2018, dan semasa hidupnya paling getol memberikan semangat kepada Alvian untuk mengikuti kompetisi bahkan sempat mengantarkan Alvian ke Surabaya untuk ikut seleksi kompetisi matematika.
Alvian menceritakan bahwa dirinya merupakan salah satu delegasi dari Indonesia dalam olimpiade yang digelar secara daring. Delegasi Indonesia membawa pulang 15 medali yang terdiri dari tiga emas, enam perak, dan enam perunggu. Salah satu perunggu disumbangkan oleh alvian.
“Saya terpilih untuk mengikuti IMC 2021 karena meraih perak pada ajang Kompetisi Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (KN MIPA) 2020. Sehingga Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) meminta saya dan 17 peraih lainnya untuk ikut olimpiade di Bulgaria tersebut,” tambahnya.
Dirinya mengaku kesulitan untuk mengerjakan soal IMC tersebut. Namun dari delapan soal dia hanya bisa mendapatkan poin 14 dan 4 soal dikerjakan pada hari pertama dan sisanya dilanjutkan keesokan harinya.
Dari delapan soal hanya ada satu soal yang berhasil dijawab sempurna dan satu soal mendapatkan nilai separuh. Dari total 591 peserta delegasi dari 54 negara tidak ada yang bisa menjawab delapan soal secara sempurna, paling tinggi nilai peserta 70, yaitu perwakilan dari Hungaria.
”Jadi setiap peringkat peserta itu ada nilainya. Misalnya nilai 10 sampai 20 mendapat hadiah ketiga dan seterusnya,” terangnya.