Fatwa juga dapat memberikan pedoman terkait pengelolaan dana bank syariah, baik itu melalui deposito syariah atau produk lainnya. Dalam hal ini, fatwa memberikan instruksi yang jelas mengenai batasan-batasan yang harus dipatuhi oleh bank syariah untuk menjaga likuiditasnya tanpa melanggar prinsip-prinsip syariah.
Fatwa dalam Menjaga Kepatuhan terhadap Prinsip Syariah
Salah satu risiko utama dalam bank syariah adalah risiko ketidakpatuhan terhadap prinsip syariah, yang dapat mempengaruhi reputasi dan kelangsungan hidup bank. Fatwa berfungsi sebagai instrumen untuk menjaga kepatuhan ini. Dengan adanya fatwa yang jelas dan rinci, bank syariah dapat menghindari risiko-risiko yang timbul dari ketidakpatuhan terhadap prinsip syariah, yang berpotensi mengarah pada sanksi hukum dan merugikan bank secara finansial.
Selain itu, fatwa juga memberikan pedoman tentang tata kelola dan audit syariah dalam bank. Dalam rangka memastikan bahwa bank syariah tetap berada dalam jalur yang benar, fatwa menjelaskan prosedur dan mekanisme audit syariah yang harus diterapkan untuk menilai kesesuaian operasional bank dengan hukum Islam.
Â
Fatwa dalam Penyelesaian Sengketa dan Risiko Hukum
Terkadang, ketidakpastian dalam interpretasi prinsip syariah atau pelaksanaan akad dapat menimbulkan sengketa antara bank syariah dan nasabah. Dalam hal ini, fatwa menjadi alat yang sangat penting dalam penyelesaian sengketa. Fatwa dapat digunakan sebagai acuan oleh lembaga hukum atau pengadilan syariah untuk memberikan putusan yang adil dan sesuai dengan ketentuan syariah. Sebagai contoh, fatwa yang jelas terkait dengan jenis akad yang digunakan dapat mengurangi kemungkinan perselisihan yang timbul akibat ketidakjelasan akad.