Dengan keterlibatan berbagai pihak yang memiliki kepentingan, praktik ini semakin sulit dilacak dan diberantas, menjadikannya bagian dari mekanisme tidak resmi tetapi mengakar kuat dalam dunia ketenagakerjaan. Setidaknya membutuhkan komitmen kuat dan usaha ekstra untuk menguak tabir terselubung dalam proses pengadaan tenaga kerja yang kolutif di beberapa perusahaan akhir-akhir ini.
Penyebab dan Upaya Mengatasi Percaloan dalam Rekrutmen
Berbagai faktor menyebabkan praktik percaloan terus berkembang, salah satunya adalah ketimpangan ekonomi. Pekerja dari kelompok ekonomi lemah tidak memiliki akses yang sama dalam memperoleh pekerjaan, sementara minimnya transparansi dalam sistem rekrutmen perusahaan membuka peluang bagi percaloan untuk berkembang. Persaingan kerja yang semakin ketat akibat tingginya angka pengangguran mendorong pencari kerja untuk mencari segala cara agar bisa diterima bekerja, termasuk melalui percaloan.
Lemahnya regulasi, kurangnya pengawasan, serta ketiadaan sanksi tegas terhadap praktik percaloan turut memperburuk keadaan. Tanpa langkah nyata, percaloan akan terus berkembang tanpa ada tindakan yang efektif untuk memberantasnya.
Kementerian Ketenagakerjaan memiliki peran penting dalam memberantas praktik rekrutmen kolutif percaloan calon pekerja dengan meningkatkan pengawasan terhadap proses rekrutmen agar perusahaan menerapkan sistem yang transparan dan akuntabel. Regulasi yang lebih ketat serta pemberian sanksi yang tegas bagi oknum yang terlibat juga perlu diterapkan secara konsisten sebagai langkah represif yang bisa dilakukan sebagai instrumen negara dalam bidang ketenagakerjaan.