Sebaliknya, komoditas nikel dan produk turunannya mengalami kenaikan signifikan sebesar US$467,6 juta (87,26 persen).
Menurut sektor, ekspor hasil industri pengolahan tumbuh 4,70 persen, sementara sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencatat pertumbuhan impresif sebesar 26,80 persen. Namun, ekspor hasil pertambangan dan sektor lainnya turun 8,83 persen.
Tiongkok menjadi tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia dengan nilai US$6,24 miliar pada November tahun 2024. Posisi kedua ditempati Amerika Serikat dengan US$2,34 miliar, disusul India dengan US$1,58 miliar.
Ketiga negara ini menyumbang 44,82 persen dari total ekspor nonmigas. Ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa masing-masing mencatat nilai US$4,09 miliar dan US$1,37 miliar.
Provinsi Jawa Barat menjadi penyumbang ekspor terbesar dengan nilai US$34,73 miliar (14,40 persen), diikuti Jawa Timur sebesar US$23,62 miliar (9,79 persen), dan Kalimantan Timur sebesar US$23,05 miliar (9,55 persen).
Meski terdapat tantangan pada beberapa sektor, tren positif dalam ekspor menunjukkan potensi besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2024.