Surabaya – Beras memiliki andil cukup fluktuatif terhadap perubahan harga komoditas di Jatim sejak 2020 hingga 2022. Andil beras terhadap perubahan harga komoditas selalu mengalami pola kenaikan di periode akhir tahun.
Mengutip laman BPS Jatim, dokumen Analisis Data Beras Provinsi Jatim 2020-2022, di bulan Januari hingga Maret tahun 2020, beras masih memberikan andil yang positif. Bulan-bulan tersebut kemungkinan terdapat inflasi, yang salah satunya disebabkan oleh beras.
Bulan Mei-November 2020, yang dirilis dalam berita di laman Kominfo Jatim, terjadi andil yang negatif. Sebaliknya, mulai bulan Januari-April 2021 andil beras terhadap perubahan harga memiliki andil yang negatif.
Pada bulan Mei-Juni 2021 andil beras kembali positif terhadap perubahan harga dan bulan-bulan setelahnya hingga Desember 2021 andil beras kembali berfluktuasi.
Sepanjang tahun 2022 andil beras lebih kearah positif yang berarti harga beras berpengaruh terhadap perubahan inflasi. Andil beras mengalami penurunan hanya di bulan Maret hingga Juli.
Dalam data BPS Jatim ini dijelaskan, perubahan harga selalu terjadi pada setiap komoditas. Di dalam istilah perekonomian terjadinya perubahan harga yang positif (kenaikan) dikenal dengan inflasi sebaliknya penurunan atau perubahan negatif disebut deflasi.
Inflasi sangat berpengaruh terhadap perekonomian suatu wilayah. Inflasi menggambarkan daya beli suatu nilai tukar dalam suatu periode.