Dengan munculnya teknologi digital dan media sosial, politik uang menjadi lebih kompleks. Kampanye online dan iklan politik di media sosial memungkinkan kandidat untuk mencapai pemilih dengan biaya yang relatif rendah dibandingkan dengan iklan tradisional. Namun, hal ini juga membuka pintu bagi praktik politik uang yang lebih rahasia dan sulit dideteksi.
Politik uang memiliki dampak yang merugikan bagi proses demokrasi dan masyarakat secara keseluruhan. Beberapa dampak negatifnya antara lain: pertama, politik uang sering kali berujung pada korupsi di dalam pemerintahan. Para politisi yang terpilih dengan bantuan uang sering kali diharapkan untuk “membalas budi” kepada para penyumbang dengan memberikan keuntungan-keuntungan tertentu, seperti proyek-proyek konstruksi atau kontrak pemerintah.
Kedua, praktik politik uang dapat memperbesar kesenjangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Kandidat yang memiliki akses ke dana kampanye yang besar memiliki keunggulan dibandingkan dengan kandidat yang kurang mampu secara finansial. Hal ini membuat wakil rakyat lebih mewakili kepentingan kelompok kaya daripada kepentingan masyarakat umum.
Ketiga, praktik politik uang dapat mengikis kepercayaan rakyat terhadap sistem politik dan pemerintahan. Ketika pemilih merasa bahwa hasil pemilihan dipengaruhi oleh uang, mereka cenderung meragukan legitimasi pemerintah dan proses demokratis secara keseluruhan.
Meskipun politik uang adalah masalah yang kompleks dan sulit diatasi, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatifnya. Pertama, meningkatkan transparansi dalam pendanaan kampanye politik dapat membantu mengungkap praktik politik uang. Persyaratan untuk melaporkan sumber dan jumlah dana kampanye dapat memberikan pemilih informasi yang lebih baik tentang siapa yang mendukung kandidat tertentu.