Belanja Modal hanya dialokasikan sebesar Rp293,63 miliar, atau sekitar 10,38 persen dari total Belanja Daerah. Porsi yang rendah ini mengindikasikan kurangnya prioritas terhadap pembangunan infrastruktur dan investasi jangka panjang yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah.
Belanja Lainnya mencapai Rp669,84 miliar, atau 23,67 persen dari total Belanja Daerah. Besarnya alokasi ini memperlihatkan adanya pengeluaran untuk kebutuhan non-operasional, namun tidak secara langsung mendukung pembangunan jangka panjang.
Pembiayaan Daerah Pemkab Sumenep TA 2025 nihil, namun terdapat Penerimaan Pembiayaan sebesar Rp245,76 miliar. Kondisi ini menunjukkan bahwa belanja yang lebih besar dari pendapatan ditutupi melalui pembiayaan netto, sehingga APBD Sumenep tetap bergantung pada penerimaan tambahan di luar pendapatan murni.