Program Nuklir Iran Jadi Simbol Kebanggaan Nasional

Avatar
Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Seyed Abbas Araghchi. Ia menyatakan bahwa program nuklir damai yang dikembangkan negaranya kini dipandang sebagai sumber kebanggaan dan simbol kejayaan nasional oleh rakyat Iran.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Seyed Abbas Araghchi. Ia menyatakan bahwa program nuklir damai yang dikembangkan negaranya kini dipandang sebagai sumber kebanggaan dan simbol kejayaan nasional oleh rakyat Iran. (Foto: IRNA, 2025)

Teheran – Program nuklir damai Iran kini dipandang sebagai simbol kebanggaan dan kejayaan nasional oleh rakyat dan pemerintah Iran. Hal itu ditegaskan Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Seyed Abbas Araghchi, dalam wawancara dengan CBS News, sebagaimana dikutip oleh kantor berita IRNA pada Selasa (01/07/2025).

Araghchi menegaskan bahwa Republik Islam Iran memiliki hak sah untuk memperkaya uranium sesuai ketentuan internasional. “Kami juga telah melalui 12 hari perang yang dipaksakan; oleh karena itu, orang tidak akan mudah mundur dari pengayaan,” ujarnya.

Ia menuduh Amerika Serikat (AS) dan Israel berupaya menghapus program nuklir Iran dengan kekerasan. “Kita tidak dapat menghancurkan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk pengayaan melalui pemboman,” katanya dengan tegas.

Araghchi menambahkan bahwa kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan bisa segera dipulihkan jika ada kemauan nasional. “Jika ada kemauan dari pihak kita, dan ada kemauan untuk sekali lagi membuat kemajuan dalam industri ini, kita akan dapat segera memperbaiki kerusakan dan menebus waktu yang hilang,” tambahnya.

Terkait diplomasi dengan AS, Araghchi menyatakan bahwa Iran masih membuka jalur negosiasi, meski tidak berharap adanya perundingan dalam waktu dekat. “Pintu-pintu diplomasi tidak akan pernah tertutup rapat,” katanya, “Saya tidak berpikir perundingan akan dimulai kembali secepat itu.”

Ia menekankan perlunya jaminan keamanan dari Amerika Serikat sebelum melanjutkan dialog lebih lanjut. “Agar kami dapat memutuskan untuk terlibat lagi, pertama-tama kami harus memastikan bahwa Amerika tidak akan kembali menyerang kami dengan serangan militer selama negosiasi,” katanya.

Menanggapi agresi Israel, Araghchi menegaskan kesiapan Iran dalam mempertahankan diri dan membalas jika diperlukan. “Kami telah menunjukkan selama perang yang dipaksakan selama 12 hari ini bahwa kami memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri, dan kami akan terus melakukannya jika ada agresi yang dilancarkan terhadap kami,” tegasnya.

Konflik terbaru dimulai pada Jumat (13/06/2025) saat Israel meluncurkan serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran, menewaskan ratusan orang. Amerika Serikat kemudian ikut serta dengan menyerang beberapa lokasi strategis pada Minggu (22/06/2025), termasuk Fordow, Natanz, dan Isfahan.