Bangkalan – Bulan Suci Ramadhan merupakan rahmat, berkah, serta ampunan. Bulan yang sangat dinantikan karena memiliki nuansa yang begitu istimewa bagi setiap muslim, dimanapun berada.
Melansir MUI, puasa sendiri dimaknai sebagai menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa. Menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu yang dilarang, mulai dari terbitnya fajar sampai dengan tenggelamnya matahari dengan disertai niat.
Hakikat puasa sebenarnya tidak sebatas menahan lapar dan dahaga seperti makan ataupun minum, melainkan memiliki makna yang lebih luas bagi Umat Muslim yang menjalaninya.
Dengan berpuasa diharapkan seseorang akan menjaga nafsu dan syahwat. Selain itu, puasa juga bermakna menahan diri dari segala sesuatu yang dibenci Allah, baik yang bisa dilakukan oleh mata, lisan, telinga, serta anggota badan lainnya.
Orang yang berpuasa tetapi masih melakukan kebohongan, menggunjing, memfitnah, menyebarkan hoaks, maupun melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan pihak lain, maka hal yang demikian tentu saja dapat membatalkan pahala ibadah puasa yang dikerjakannya.
Melalui ibadah puasa sebulan penuh, setiap muslim ditempa agar dapat menjadi insan yang peka, peduli, dapat merasakan derita sesamanya, serta akan melahirkan sikap ta’awun, yakni semangat tolong menolong dan bekerja sama dengan orang lain secara tulus.
Sikap beragama yang tidak sebatas membentuk pribadi yang saleh secara individu, melainkan juga akan melahirkan kesalehan sosial. Sikap peduli terhadap nasib sesama serta mampu memupuk solidaritas sosial.