“Kecenderungan pimpinan otoriter ada di kelompok tribal terutama bigman, ataupun kelompok chiefdoms terutama pada individu dengan peringkat tinggi dan states terutama saat kontrol hukum melemah. Pada dewasa ini, ketika negara menganut prinsip demokrasi sudah mestinya otoritarianisme menghilang,” paparnya.
Aspek kontekstual menjadi bagian penting untuk melihat dinamika pelaku dan situasi yang menyelimutinya. Dalam kasus Indonesia kontemporer, faktor-faktor penguasaan politik dan ekonomi menjadi alasan munculnya otoritarianisme. “Sebagai antropolog saya tidak hanya melihat sesuatu berdasar pada satu sisi, tetapi saya akan melihat dari berbagai sisi baik masa lalu, saat ini, dan yang akan datang,” pungkasnya.