Yogyakarta – Inflasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sepanjang tahun 2024, menurut data BPS DIY, menunjukkan tren yang fluktuatif. Dari Januari hingga Desember, angka inflasi mengalami kenaikan dan penurunan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi.
Pada Januari 2024, inflasi year-on-year (y-on-y) di DIY tercatat sebesar 2,60 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,24. Kabupaten Gunungkidul terendah mengalami inflasi sebesar 2,42 persen, sementara Kota Yogyakarta mencatat inflasi lebih tinggi, yakni 2,82 persen.
Inflasi di DIY terus meningkat pada Februari 2024 dengan angka 2,75 persen dan IHK mencapai 105,65. Kabupaten Gunungkidul terendah mengalami inflasi sebesar 2,69 persen, sedangkan Kota Yogyakarta tertinggi mencapai 2,83 persen, menunjukkan tekanan harga yang masih tinggi.
Maret 2024 mencatat inflasi tertinggi sepanjang triwulan pertama, yakni 2,95 persen dengan IHK 106,10. Gunungkidul justru mengalami inflasi lebih tinggi dibandingkan Kota Yogyakarta, yaitu 3,05 persen berbanding 2,80 persen.
Pada April 2024, inflasi di DIY sedikit menurun menjadi 2,87 persen dengan IHK 106,20. Kota Yogyakarta mencatat inflasi lebih tinggi sebesar 3,00 persen, sementara Gunungkidul mengalami inflasi sebesar 2,75 persen.
Memasuki Mei 2024, inflasi di DIY turun signifikan menjadi 2,28 persen dengan IHK 106,11. Gunungkidul mencatat inflasi terendah sepanjang tahun ini sebesar 1,96 persen, sedangkan Kota Yogyakarta mencapai 2,69 persen.
