Verifikasionisme: Filosofi Sederhana tentang Arti Pernyataan

Verifikasionisme, pandangan filosofis yang berasal dari sebuah kelompok filsuf di Wina, Austria, yang disebut Vienna Circle. Anggota kelompok ini ada beberapa tokoh penting, seperti Moritz Schlick, Hans Hahn, Otto Neurath, dan Philipp Frank
Verifikasionisme, pandangan filosofis yang berasal dari sebuah kelompok filsuf di Wina, Austria, yang disebut Vienna Circle. Anggota kelompok ini ada beberapa tokoh penting, seperti Moritz Schlick, Hans Hahn, Otto Neurath, dan Philipp Frank (Dok. Madurapers, 2024)

Bangkalan – Dalam dunia filsafat, ada sebuah pandangan yang disebut verifikasionisme. Ini adalah istilah yang agak rumit, tetapi kita bisa memecahkannya menjadi potongan-potongan yang lebih mudah dimengerti.

Jadi, apa itu verifikasionisme? Nah, verifikasionisme adalah gagasan bahwa sebuah pernyataan hanya punya makna jika kita bisa menguji kebenarannya secara langsung, biasanya dengan menggunakan fakta-fakta atau pengalaman empiris. Itu berarti, jika kita tidak bisa membuktikan atau memverifikasi suatu pernyataan, maka pernyataan itu mungkin tidak bermakna dalam arti yang benar-benar penting.

Mari kita beralih sejarahnya sejenak! Istilah ini berasal dari sebuah kelompok filsuf di Wina, Austria, yang disebut Vienna Circle. Kelompok filsuf ini mulai merumuskan gagasan-gagasan ini sekitar tahun 1920-an. Anggota kelompok ini termasuk beberapa tokoh penting seperti Moritz Schlick, Hans Hahn, Otto Neurath, dan Philipp Frank.

Moritz Schlick, seorang fisikawan dan filsuf asal Jerman, adalah salah satu pendiri Vienna Circle. Dia bergabung dengan Universitas Wina pada tahun 1922 dan mulai mengembangkan gagasan-gagasan tentang pandangan filsafat tersebut bersama rekan-rekannya.

Jadi, apa yang sebenarnya dikatakan oleh verifikasionisme? Nah, ini mengatakan bahwa hanya pernyataan yang bisa kita uji secara empiris yang benar-benar memiliki makna. Ini berarti, jika kita tidak bisa membuktikan kebenaran suatu pernyataan dengan menggunakan pengalaman atau fakta, maka pernyataan itu mungkin tidak bisa dianggap bermakna.

Ada dua konsep lain yang terkait dengan pandangan filsafat tersebut: positivisme logis dan empiris logis. Kedua konsep ini memiliki beberapa persamaan, tetapi juga beberapa perbedaan.

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca