Arab merupakan negara yang memiliki sejarah yang tidak akan dilupakan—terutama oleh masyarakat Muslim—tentang asal-muasal lahirnya agama Islam. Secara politik, Arab Saudi menganut sistem monarki absolut di mana pemimpin yang mengatur jalanya pemerintahan berasal dari keturunan Nabi Muhammad SAW., dan tidak boleh digantikan oleh orang lain selain dari keturunan kerajaan.
Sementara dalam bidang sosial dan budaya adalah ultra konservatif. Artinya, setiap kegiatan sehari-hari harus sesuai dengan Al-Qur’an dan hadist sebagai identitas negara tersebut. Kegiatan yang dimaksud seperti: perempuan dilarang berbaur dengan laki-laki; tidak boleh bepergian tanpa wali; perempuan dilarang menyetir kendaraan.
Dari segi ekonomi, Arab Saudi sangat bergantung pada kekayaan minyak buminya yang kemudian diekspor ke luar negeri. Ketergantungan ini sudah ada sejak tahun 20-an di mana minyak di Timur Tengah ditemukan satu persatu dari Bahrain dan Kuwait.
Ketergantungan ekonomi terhadap minyak ini tidak akan bertahan selama-lamanya. Sebab, minyak bumi tidak dapat diperbaharui dan sewaktu-waktu akan habis. Oleh karena itu, setiap negara perlu memiliki rencana jangka panjang terutama dalam bidang ekonomi. Jika hanya mengandalkan minyak bumi, bisa saja sewaktu-waktu minyak bumi itu akan habis dan akan menghentikan perekonomian negara yang hanya bergantung pada minyak. Minyak tidak menjamin akan bertahan lama.
Kejadian tersebut sudah dialami oleh Venezuela, dimana negara tersebut yang awalnya memiliki kekayaan minyak yang luar biasa dan kemudian menjadi negara gagal akibat ekonominya merosot. Salah satu faktornya adalah perminyakan sudah tidak lagi menjamin keberlangsungan ekonomi jangka panjang.