Opini  

Wisata Halal dan Jebakannya

Amir Hamzah, Penulis

Jika berkaca pada letak geografisnya—yang diapit oleh dua benua dan samudera, yaitu Asia dan Australia serta Pasifik dan Hindia—Indonesia memiliki nilai lebih yang wajib dimaksimalkan.

Seyampang dengan itu, Indonesia juga negara kepulauan terbesar di dunia, yang memiliki potensi wisata yang berbeda-beda di setiap wilayahnya, sehingga akan menjadi pendongkrak perekonomian masyarakat setempat. Dalam hal ini, tentu perlu pengelolaan dan infrastruktur yang memadai dan mendukung dengan sumber daya manusia yang kompeten.

Perkembangan Industri Pariwisata di Indonesia dalam satu dekade terakhir memang mengalami trend positif (tentunya sebelum pandemi COVID-19). Hal ini disebabkan karena banyaknya daerah-daerah yang mulai sadar dan mengembangkan potensi wisatanya.

Ditambah lagi dengan menjamurnya sosial media lengkap dengan Hashtag Wonderful Indonesia, semakin membantu promosi wisata yang berada di daerah. Apalagi pada kurun waktu 2020-2021 Indonesia sedang gencar-gencarnya membangun wisata halal.

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia punya modal besar dalam mengembangkan wisata halal. Ditambah lagi dengan banyaknya destinasi wisata di daerah-daerah—mulai dari Sabang hingga Merauke—sudah menjadi mafhum bahwa masyarakat Indonesia sangat gemar travelling atau sekedar nge-Flog untuk mempromosikan tempat wisata baru sekaligus menambah followers atau subscribers.

Menurut Global Muslim Travel Index (GMTI), sejak tahun 2015 Indonesia mengalami peningkatan dari ranking 6 di tahun 2015, ranking 4 di tahun 2016, ranking 3 di tahun 2017, dan ranking 2 pada kurun waktu 2019 hingga awal 2020. Capaian ini mengalahkan Malaysia sebelum pandemi COVID-19.

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca