Deklarasi kebebasan beragama dan penegakan persamaan ras oleh Cyrus Agung 539 sM dianggap sebagai piagam hak asasi manusia (HAM) pertama di dunia. Namun, ribuan tahun setelahnya, muncul banyak kasus penindasan dan juga perjuangan melawan tirani atas nama HAM.
Fenomena pertentangan kembar ini sulit untuk dijelaskan siapa yang keluar sebagai pemenangnya. Tapi melihat laporan Amnesty International baru-baru ini statistik pelanggaran HAM memperlihatkan angka yang suram. Namun, sisi sebaliknya terdapat orang-orang hebat yang tetap konsisten memperjuangkan HAM.
Orang-orang hebat ini disebut oleh Melissa Breyer (2020)_dalam treehugger.com sebagai pahlawan HAM. Menurut Melissa Breyer ada 8 (delapan) orang sebagai pahlawan HAM yang legendaris.
Kedelapan pahlawan HAM tersebut, pertama, Chief Joseph (1840–1904). Chief Joseph merupakan putra seorang kepala Nez Perce selama ekspansi Amerika Serikat ke barat. Joseph lahir pada saat banyak perselisihan tentang perjanjian tanah, yang menyebabkan ketidakadilan dan serangan selama bertahun-tahun dari militer Amerika.
Pada tahun 1871, Joseph menjadi kepala suku dan bekerja keras untuk mencegah sukunya melakukan pembalasan terhadap kekerasan yang menimpanya. Sebagai Kepala Suku Joseph merundingkan kesepakatan dengan pemerintah federal yang akan mengizinkan sukunya tetap tinggal di tanah mereka. Seperti yang sering terjadi dalam situasi seperti itu, pemerintah membatalkan perjanjian tiga tahun kemudian dan mengancam akan menyerang jika suku tersebut tidak pindah ke reservasi.
Pada tahun 1879, Kepala Suku Joseph bertemu dengan Presiden Rutherford B. Hayes dan memohon atas nama sukunya. Selama seperempat abad, dia adalah pemimpin yang hebat bagi sukunya dan seorang advokat publik yang hebat, menentang ketidakadilan dan kebijakan inkonstitusional Amerika Serikat terhadap rakyatnya. Dia berkeliling di negara Amerika Serikat untuk memperjuangkan penduduk asli, kesetaraan, dan keadilan dengan cara damai sampai akhir hidupnya.