Bangkalan – Salah satu teori kosmolog Stephen Hawking yang kontroversial dalam ilmu fisika modern adalah tentang alam semesta modern. Melansir dari artikel Rahayu dkk (2019) teori ini bertentangan dengan gagasan alam semesta klasik Hawking, Senin (11/12/2023).
Menurut gagasan (teori) alam semesta klasik Stephen Hawking, alam semesta berawal dari singularitas dentuman besar dan berakhir pada dua kemungkinan singularitas. Kedua sigularitas ini adalah: (1) singularitas kerekahan besar, dan (2) singularitas lubang besar.
Berbeda dengan gagasan alam semesta klasik Hawking, gagasan alam semesta modern Hawking—ilmuan fisika modern—menghilangkan/meniadakan singularitas pada awal, akhir alam semesta, maupun pada lubang hitam. Menurut pandangan teoritisnya, waktu yang berjalan sebenarnya mungkin adalah waktu imajiner, sehingga alam semesta akan terus berulang-ulang kejadiannya.
Teori alam semesta Hawking klasik tidak kontroversial, tapi pada teori modernnya tentang alam semesta terdapat dimensi teoritis yang kontroversial. Kontroversinya adalah menyebut Tuhan dengan alam dan sains, tak penting mempertanyakan waktu nyata dan waktu imajiner, yang terpenting adalah bisa memberikan deskripsi yang baik.
Hawking yang juga merupakan Direktur Penelitian Centre for Theoritical Cosmology di Universitas Cambridge, juga memisahkan sain dan agama, karena dogma-dogma agama hanya akan membatasi perkembangan ilmu pengetahuan. Pemikiran ini tak lepas dari dirinya yang agnostik ateis (tak percaya agama).