Pythagoras adalah seorang matematikawan kuno yang hidup sekitar 2.500 tahun yang lalu di sebuah pulau kecil bernama Samos di Yunani. Namun, meskipun hidupnya telah lama berlalu, warisannya tetap hidup dan relevan hingga saat ini. Salah satu kontribusi terbesarnya adalah Teorema Pythagoras.
Pythagoras bukan hanya seorang matematikawan, tetapi juga seorang filsuf dan pemimpin agama. Dia mendirikan sebuah sekolah di Italia Selatan yang disebut dengan Sekolah Pythagorean, tempat ia dan para muridnya belajar tentang matematika, filsafat, dan musik. Pythagoras juga dikenal karena keyakinannya akan pentingnya angka dalam alam semesta.
Teorema Pythagoras adalah konsep matematika yang mungkin paling terkenal yang dikaitkan dengan nama Pythagoras. Teorema tersebut menyatakan bahwa dalam sebuah segitiga siku-siku, kuadrat panjang sisi miring sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi yang lain. Dalam rumus, teorema Pythagoras dapat ditulis sebagai \(a^2 + b^2 = c^2\), di mana \(c\) adalah panjang sisi miring dan \(a\) serta \(b\) adalah panjang sisi lainnya.
Untuk memahami bagaimana teorema ini bekerja, mari kita lihat contoh sederhana. Misalkan kita memiliki sebuah segitiga siku-siku dengan panjang sisi-sisi sebagai berikut: sisi pertama sepanjang 3 satuan, sisi kedua sepanjang 4 satuan, dan sisi miringnya sepanjang 5 satuan. Jika kita kuadratkan panjang kedua sisi yang pendek, yaitu \(3^2\) dan \(4^2\), dan kemudian menjumlahkannya, kita akan mendapatkan hasil \(9 + 16 = 25\). Ini sama dengan \(5^2\), yang merupakan kuadrat dari panjang sisi miring. Ini membuktikan bahwa Teorema Pythagoras berlaku dalam kasus ini.