Filsuf Yunani kuno Anaximander dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah filsafat Barat. Dilahirkan sekitar tahun 610 SM di Miletus, di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Turki, Anaximander merupakan murid dari Thales, filsuf pertama yang diakui dalam tradisi filsafat Barat.
Pemikiran Anaximander sangat berfokus pada kosmologi dan pencarian asal-usul segala sesuatu dalam alam semesta. Salah satu kontribusi utamanya adalah gagasan tentang “Apeiron,” atau “tanpa batas.” Bagi Anaximander, Apeiron merupakan substansi asal yang tidak terbatas dan abadi, menjadi sumber bagi segala sesuatu yang ada. Ia meyakini bahwa dari Apeiron, segala sesuatu lahir dan ke arah Apeiron pula segala sesuatu akan kembali.
Ia juga dikenal karena memperkenalkan konsep pertama tentang evolusi dalam pemikirannya. Ia mengemukakan bahwa manusia dan makhluk hidup lainnya berkembang dari bentuk yang lebih sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks melalui proses evolusi. Pemikiran ini menjadikan Anaximander sebagai salah satu tokoh awal yang mencoba menjelaskan asal-usul kehidupan tanpa mengandalkan mitos atau cerita religius.
Selain itu, Anaximander juga memiliki kontribusi penting dalam bidang geografi dan kartografi. Ia adalah salah satu orang pertama yang membuat peta dunia yang terkenal, meskipun peta tersebut telah hilang dan hanya tersisa dalam catatan sejarah.
Pemikirannya tentang alam semesta juga memengaruhi perkembangan pemikiran filsafat dan ilmiah di masa mendatang. Konsepnya tentang Apeiron memberikan fondasi bagi pemikiran para filsuf selanjutnya tentang substansi dasar alam semesta. Selain itu, gagasan-gagasannya tentang evolusi juga memberikan dasar bagi perkembangan teori evolusi di kemudian hari.