Bangkalan – Pesarean (makam) Syaikhona Kholil di Desa Mertajasa, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, menjadi tempat yang tak pernah sepi oleh kunjungan para peziarah dari berbagai daerah. Di sinilah, setiap hari, makam ulama besar ini diselimuti oleh lantunan dzikir yang menggema di sepanjang waktu.
Dengan luas 2.768 m2, komplek pesarean ini bukan hanya menjadi tempat ziarah lokal, namun juga menarik minat dari berbagai penjuru nusantara bahkan negara tetangga. Dipimpin oleh cucu Syaikhona Kholil, pesarean ini dianggap sebagai tempat suci yang memenuhi kebutuhan jamaah dan pencari taubat.
Meskipun sederhana, pesarean ini memiliki fasilitas lengkap mulai dari masjid untuk shalat hingga aula untuk peristirahatan jamaah haji yang ingin bermalam. Kantor manajemen pun dijaga ketat oleh petugas keamanan setiap harinya, menegaskan keamanan dan ketertiban bagi para pengunjung.
Terletak hanya 2,5 mil (4 km) dari pusat kota Bangkalan, pesarean ini menerima ratusan peziarah dan pertapa setiap harinya. Mereka berkumpul untuk melantunkan dzikir dan membaca ayat suci Al-Qur’an sebagai rutinitas harian yang tak pernah usai.
Namun, kedatangan jamaah haji tak sekadar untuk berdzikir dan berdoa. Mereka membawa dalam hati harapan dan keinginan yang diharapkan segera terkabul, baik itu untuk mendapatkan berkah, kesembuhan dari penyakit, atau bahkan menemukan jodoh.
Berbeda dengan pesarean lainnya yang terpencar di Pulau Jawa, pesarean Syaikhona Kholil tetap buka 24 jam untuk umum, memungkinkan pengunjung datang kapan pun mereka mau. Buku tamu mencatat jumlah kunjungan harian berkisar antara 750 hingga 1.500 wisatawan dan 250 hingga 500 peziarah, tanpa memperhitungkan mereka yang tinggal di sekitar atau santri yang tidak melaporkan kedatangannya.