Dalam sejarah kerajaan India kuno, terdapat seorang pemimpin legendaris yang dikenal sebagai Asoka yang Agung. Kisah hidupnya dipenuhi dengan kejayaan, penderitaan, dan pencerahan. Asoka lahir sekitar tahun 304 SM di Kekaisaran Maurya, salah satu dinasti terkuat pada masanya di India.
Asoka tumbuh dalam lingkungan kerajaan yang penuh intrik dan persaingan. Ayahnya, Chandragupta Maurya, adalah pendiri Kekaisaran Maurya, sedangkan ibunya, Subhadrangi, berasal dari keluarga bangsawan. Sejak kecil, Asoka dipersiapkan untuk mengambil alih takhta kerajaan, dan dia belajar seni perang, politik, dan tata pemerintahan dengan tekun.
Namun, kehidupan Asoka berubah secara drastis ketika dia naik takhta pada tahun 268 SM setelah kematian ayahnya. Awal pemerintahannya ditandai dengan kebrutalan dan ambisi untuk memperluas kekuasaan Maurya. Dia melancarkan serangkaian kampanye militer yang berhasil menaklukkan sebagian besar wilayah India, membuatnya menjadi salah satu penguasa terbesar dalam sejarah India kuno.
Namun, kejayaan militer Asoka disertai dengan penderitaan yang mendalam. Dalam Pertempuran Kalinga pada tahun 261 SM, Asoka mengalami pertikaian batin yang mengubah jalan hidupnya selamanya.
Meskipun berhasil memenangkan pertempuran dan menaklukkan Kalinga, dia terguncang oleh pemandangan kehancuran dan penderitaan yang dihasilkan oleh perang tersebut. Itulah saat Asoka memutuskan untuk meninggalkan jalan kekerasan dan memeluk ajaran Buddha.