Bangkalan – Peluncuran Pemilihan Kepala Daerah Bupati dan Wakil Bupati (Pemilukada) oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bangkalan, desain kegiatannya disorot publik. Hal ini karena dinilai kurang menarik dan adaptif dengan budaya dan lingkungan masyarakat Bangkalan, Senin (24/6/2024).
Terkait itu, launching Maskot dan Jinggel Pemilukada Bangkalan tahun 2024 disorot oleh Wahyudi, pengamat politik dari Lembaga studi Perubahan dan Demokrasi (LsPD).
Menurutnya, peluncuran Maskot dan Jinggel Pemilukada oleh KPU Bangkalan, idealnya dapat menarik partisipasi masyarakat dalam Pemilukada 2024. Ukurannya, pada magnitude keterlibatan masyarakat dalam Pemilukada, semakin besar maka semakin bagus.
Namun, menurutnya, ada beberapa catatan kegiatan itu. Pertama, desain dan format kegiatan tidak sinkron dengan budaya masyarakat Bangkalan, dimana Bangkalan adalah Kota Dzikir dan Shalawat.
“Pembukaan Pemilukada kok malah menghadirkan artis-artis. Itu memang tidak salah, tapi kurang pas peluncuran Pemilukada dikemas dengan orkes,” tandasnya, Senin (24/6/2024).
Kemudian, ia menilai, artis yang diundang untuk bisa menarik partisipasi masyarakat dalam Pemilukada dengan hiburan kurang tepat dan kurang bermutu. Mengapa? Karena peluncuran Pemilukada 2024 dengan hiburan semacam itu hanya menarik masyarakat pada hiburannya. Setelah hiburan itu selesai tidak ada makna apa-apa bagi masyarakat Bangkalan, hanya menjadi hiburan sesaat.
“Jika KPU jeli hiburan ini tidak memiliki makna apa-apa, melainkan akan berdampak pada hiburan ya hiburan di Bangkalan,” terang dia, kepada media ini.