Jakarta – Proyeksi terbaru Bank Dunia (World Bank) untuk pertumbuhan ekonomi global 2025-2026 menunjukkan perbedaan yang mencolok di antara berbagai kawasan, Kamis (23/01/2025).
Di tengah dinamika yang beragam, Asia Selatan diprediksi menjadi kawasan dengan pertumbuhan ekonomi tercepat, sementara Eropa dan Asia Tengah harus berjuang menghadapi perlambatan.
Menurut laporan tersebut, Asia Selatan diproyeksikan tumbuh 6,2 persen pada 2025 dan mempertahankan angka yang sama pada 2026.
Angka ini menempatkan kawasan tersebut sebagai pendorong utama pertumbuhan global. Faktor utama yang mendukung adalah peningkatan investasi, reformasi ekonomi, dan daya beli masyarakat yang kuat.
Sementara itu, Asia Timur dan Pasifik, meski tetap menjadi salah satu kekuatan utama, diprediksi melambat ke 4,6 persen pada 2025 dan turun lebih jauh ke 4,1 persen pada 2026.
Eropa dan Asia Tengah menghadapi tantangan lebih besar, dengan pertumbuhan yang tertahan di angka 2,5 persen pada 2025 dan hanya sedikit naik menjadi 2,7 persen pada 2026, mencerminkan dampak ketegangan geopolitik dan perlambatan perdagangan.
Di sisi lain, Timur Tengah dan Afrika Utara tetap stabil, mencatat pertumbuhan 3,4 persen pada 2025 dan meningkat menjadi 4,1 persen pada 2026, sementara Amerika Latin dan Karibia tumbuh moderat dengan angka 2,5 persen dan 2,6 persen untuk tahun-tahun tersebut.
Afrika Sub-Sahara juga menunjukkan penguatan yang menjanjikan, mencapai 4,1 persen pada 2025 dan naik menjadi 4,3 persen pada 2026, didukung oleh diversifikasi ekonomi dan peningkatan produksi energi.
Proyeksi dari Bank Dunia ini menjadi peta penting bagi kebijakan ekonomi global, memberikan fokus pada kawasan dengan potensi pertumbuhan besar seperti Asia Selatan, sambil mengingatkan tantangan yang perlu diatasi di kawasan lain.