Jakarta – Pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas ekonomi nasional dengan memperkuat sektor manufaktur dan mengendalikan inflasi. Upaya ini, menurut Kemenkeu, membuahkan hasil dengan meningkatnya Indeks PMI Manufaktur Indonesia ke level 53,6 pada Februari 2025, yang menjadi angka tertinggi dalam 11 bulan terakhir.
Indonesia kini mencatatkan PMI manufaktur tertinggi setelah India, didukung oleh lonjakan pesanan baru dan peningkatan produksi. Kondisi ini menunjukkan sektor industri mampu tumbuh di tengah tantangan global dan ketidakpastian ekonomi dunia.
Selain sektor manufaktur, indikator konsumsi domestik juga menunjukkan ketahanan yang baik. Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) berada di level 127,2 pada Januari 2025, sedangkan Indeks Penjualan Ritel (IPR) tumbuh 0,4 persen pada periode yang sama.
Daya beli masyarakat yang masih terjaga menjadi faktor utama dalam mempertahankan konsumsi domestik. Konsumsi ini tetap menjadi salah satu pilar penting dalam menjaga stabilitas harga dan kepercayaan konsumen.
Inflasi tetap terkendali dengan adanya deflasi sebesar 0,09 persen (yoy) pada Februari 2025. Faktor utama yang memengaruhi penurunan inflasi ini adalah program diskon tarif listrik 50 persen yang telah diterapkan sejak Januari.
Pemerintah juga berupaya menjaga stabilitas harga pangan, terutama menjelang Ramadan. Berbagai kebijakan seperti operasi pasar, pasar murah, serta pengawasan distribusi dilakukan untuk memastikan harga tetap stabil.
Selain itu, masuknya masa panen raya padi membuat pemerintah menjaga harga gabah agar kesejahteraan petani tetap terjamin. Insentif tambahan seperti diskon tarif tol dan PPN DTP untuk tiket pesawat juga diberikan guna menopang daya beli masyarakat saat Ramadan dan Idulfitri.