Harga Minyak Goreng tak Turun, Fraksi PKS Minta Pemerintah Turun Tangan

Minyak goreng dan komoditi lain di dapur, yang sekarang harganya terus merangkak naik (Dok. Madurapers, 2022).

Jakarta – Sejak Akhir tahun 2021 harga minyak goreng (migor) meroket. Sepertinya, tak mau turun, bahkan komoditinya di beberapa daerah langka, Senin (14/3/2022).

Kondisi ini dikeluhkan oleh banyak pedagang kecil dan ibu-ibu di pelbagai daerah. Hal ini karena semakin mempersulit ekonominya di masa pandemi COVID-19.

Menyikapi kondisi tersebut banyak kalangan ikut urun rembuk untuk mengatasi permasalahan itu. Salah satu datang dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI).

Menurut Fraksi PKS DPR RI, minyak goreng sulit dan untuk memperolehnya 1-2 liter harus mengantri dan berkerumun.

“Menjelang bulan Ramadhan, rakyat dibayang-bayangi dengan naiknya harga sembako, sulitnya membeli minyak goreng, bahkan warga harus mengantri dan berkerumun demi mendapatkan seliter-dua liter minyak goreng,” ungkap Fraksi PKS.

Mencermati kondisi itu, Fraksi PKS berharap agar pemerintah segera menyelesaikan masalah harga dan kelangkaan migor tersebut.

Fraksi PKS DPR RI dalam akun resmi Twitternya menyatakan, “Oleh sebab itu, Fraksi PKS meminta Pemerintah harus segera menyelesaikan permasalahan tersebut, khususnya minyak goreng yang telah menjadi kesulitan bagi masyarakat bbrp waktu terakhir. Semoga Allah selalu melindungi Negeri tercinta ini,” Senin (14/3/2022).

Sebagai informasi, menurut Bank Indonesia (BI) pada bulan Maret tahun 2022 di minggu ke-2 migor mengalami deflasi. Deflasi tidak hanya terjadi pada migor tapi juga terjadi pada tomat.

Kondisi ini berbeda dengan komoditi lainnya, dimana menurut BI deflasi migor sebesar -0,05 persen dan tomat sebesar -0,01 persen, Jumat (11/3/2022).

Tinggalkan Balasan

error:

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca