APBN 2024: Fondasi Kuat untuk Menghadapi Ketidakpastian Global dan Mendukung Pembangunan Nasional

Gambar ilustrasi APBN Indonesia Tahun Anggaran 2024 yang tahan terhadap dinamika ekonomi global dan pendukung pembangunan nasional tahun 2024
Gambar ilustrasi APBN Indonesia Tahun Anggaran 2024 yang tahan terhadap dinamika ekonomi global dan pendukung pembangunan nasional tahun 2024 (Dok. Madurapers, 2025).

Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan kinerja dan fokus APBN 2024 dalam konferensi pers “APBN Kita” awal tahun. APBN 2024 dirancang sebagai instrumen penting untuk menghadapi dinamika ekonomi global sekaligus mendukung agenda pembangunan nasional.

Dalam situasi gejolak global, APBN berfungsi sebagai peredam kejut (shock absorber) guna melindungi masyarakat, menjaga momentum pertumbuhan, dan mendukung pembangunan secara optimal.

Menkeu menjelaskan, dikutip dalam laman resmi Kementerian Keuangan, ketidakpastian global di tahun 2024 masih dipengaruhi oleh faktor seperti El Nino, tensi geopolitik, dan perlambatan ekonomi global.

Namun, Indonesia mampu menunjukkan resiliensi ekonomi dengan pertumbuhan yang stabil, inflasi terkendali, surplus neraca perdagangan, serta tingkat suku bunga dan nilai tukar yang moderat dibandingkan negara lain.

“Kita bersyukur dan optimis dengan pengalaman-pengalaman sejak dari Covid (COVID-19, red.), geopolitik dan ketidakpastian, kita mampu merespon (melalui kebijakan dalam) APBN yang terus bisa mengurangi resiko bagi masyarakat,” ungkap Menkeu.

Resiliensi ekonomi Indonesia tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang konsisten di level 5%, penurunan pengangguran ke 4,9%, penciptaan 4,8 juta lapangan kerja baru, dan penurunan tingkat kemiskinan menjadi 9%. Kemiskinan ekstrem juga berhasil ditekan hingga 0,8%, sementara ketimpangan ekonomi terus membaik berkat kebijakan yang inklusif.

APBN 2024 difungsikan untuk melindungi masyarakat dari dampak gejolak global dan memastikan keberlanjutan pembangunan. Defisit APBN dijaga pada level aman 2,29% terhadap PDB, sementara pertumbuhan penerimaan pajak mencapai 3,6%, didukung reformasi perpajakan. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga melampaui target, mencapai Rp579,57 triliun.

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca