Jurnalis media ini mencoba menghubungi kurir yang tertera di platform pemesanan. Kurir tersebut bernama Hariyanto, yang bertugas di JNT Express Gapura.
“Kok bisa telepon ke saya, Mas. Kenapa ya,” ujarnya saat dihubungi lewat telepon pada Senin, (15/07/ 2024)
Hariyanto meminta media untuk mengirimkan resi paket yang dipesan oleh Nita. Percakapan kemudian berlanjut di aplikasi perpesanan.
“Itu dibawa ke titik poin, Mas. Gak ada ya telepon apa? Soalnya kekurangan kurir,” timpalnya.
Keluhan selanjutnya disampaikan Miftahol Hendra Efendi yang mengungkapkan ketidakpuasannya setelah paket yang ia pesan dengan metode Cash On Delivery (COD) dikembalikan oleh kurir karena kesulitan dalam pembayaran di tempat.
“Saya kebetulan sedang berada di luar kota saat kurir datang ke rumah. Saat itu, keluarga saya yang di rumah tidak memiliki uang tunai,” kata Hendra pada Minggu (28/07/2024) kemaren.
Hendra menjelaskan bahwa dia sempat dihubungi oleh kurir dan meminta nomor rekening kurir agar bisa membayar melalui transfer. Namun, kurir malah mengirimkan barcode pembayaran yang hanya berlaku selama 4 menit.
“Posisi saya di desa, tapi bukan di Sumenep. Saldo rekening saya kurang, jadi saya harus ke Indomaret untuk isi saldo lewat ATM. Ketika sampai di Indomaret, barcode sudah kadaluarsa,” cerita Hendra.
Hendra mengaku bahwa kurir tidak merespons panggilannya meskipun sudah dihubungi berkali-kali melalui telepon dan pesan WhatsApp.
“Dia mengabaikan pesan saya. Panggilan lebih dari tiga kali ditolak. Lantas barang saya bagaimana?” tanya Hendra.