“Jadi dengan sosialisasi peningkatan kompetensi benahi literasi melalui pembelajaran dan asesmen bagi guru fase C akan memberikan manfaat, untuk meningkatkan proses dan capaian skor literasi yang sangat signifikan,” tandasnya.
Sementara District Education Quality Improve Inovasi Jawa Timur, Cahyono Widi Cahyono, S.Ip, M.Kp, mengungkapkan, materi yang disampaikan pada kegiatan tersebut, seperti gerakan literasi di sekolah penumbuhan budaya literasi dan minat baca di sekolah. Salah satunya melalui kegiatan membaca 15 menit sebelum pembelajaran.
Pengembangan kecakapan literasi melalui kegiatan non akademik, seperti ekstrakurikuler dan kunjungan wajib ke perpustakaan, kegiatan intrakurikuler atau pembelajaran menggunakan strategi literasi.
“Salah satu strategi membangun budaya literasi di sekolah, di antaranya mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi, mengupayakan lingkungan sosial dan efektif, mengupayakan warga sekolah dan mendukung sekolah sebagai lingkungan sekolah yang literat,” terangnya.
Kemudian, menata lingkungan kaya literasi, mengembangkan koleksi bacaan fungsi modal, pembentukan Tim Literasi Sekolah (TLS), guru dan peserta didik membaca buku bersama-sama, guru membacakan buku dengan nyaring kepada peserta didik lalu mendiskusikan dengan mereka, peserta didik bergiliran membaca buku sementara temannya menyimak guru dan peserta didik mendongeng cerita rakyat terutama menjadi bagian dari kekayaan budaya literasi daerah setempat.