Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menekankan eskalasi risiko global telah menciptakan ancaman krisis pangan dan energi, terutama di negara berpendapatan rendah yang memiliki ketergantungan terhadap impor serta menghadapi kerentanan fiskal.
Untuk itu, peran koperasi sebagai agregator, offtaker, sekaligus sumber pembiayaan bagi para petani perlu diperkuat.
Ketahanan pangan berbasis pemberdayaan Koperasi dan UMKM dapat disinergikan melalui: pertama, akselerasi implementasi perluasan akses pembiayaan melalui KUR Klaster dalam kerangka mendukung ketahanan lumbung pangan daerah.
Kedua, akselerasi perluasan kerja sama lintas sektor dan Pemerintah daerah untuk penguatan dan pengembangan kemitraan rantai pasok Koperasi dan UMKM di sektor pertanian hulu-hilir.
Ketiga, akselerasi sinergi untuk afirmasi digitalisasi KUMKM di sektor pertanian. Keempat,memperkuat ketersediaan basis data UMKM di sektor pangan untuk perumusan kebijakan dan program ketahanan pangan berbasis KUMKM.
Mari perkuat sinergi dan kolaborasi dalam implementasi kebijakan dan program pemberdayaan KUMKM di sektor pangan untuk mendukung pengendalian inflasi pangan daerah dan nasional.
Kegiatan GNPIP Jatim turut dihadiri oleh Anggota Komisi XI DPRP Willy Aditya dan Indah Kurnia, segenap perwakilan Pemerintah Daerah dan mitra strategis lainnya.
Pada akhir rangkaian kegiatan GNPIP Jatim, dilaksanakan gelaran wicara yang membahas langkah peningkatan produktivitas dan ketersediaan pasokan pangan di daerah melalui program pertanian berkelanjutan dan digital farming, kelancaran distribusi, peningkatan akses pembiayaan inklusif kepada pelaku usaha serta sinergi TPID – TPAKD – TP2DD dan inisiasi linkage BUMN Pangan – BUMD – BUMDes. (*)