Selain itu, pihaknya juga memperhatikan syarat dan ketentuan untuk maju Pilkada dengan kurun waktu yang relatif singkat. Sebab, ia menyadari bahwa banyak tahapan yang perlu dipersiapkan, termasuk persiapan untuk konsolidasi dengan partai-partai dan restu dari tokoh masyarakat Bangkalan.
“Saya rasa ini sangat tidak memungkinkan untuk maju, sebab waktu tinggal hitungan hari menuju pendafataran. Bagaimanapun saya harus mematuhi prosedur serta atura yang ada, karena saya diberi tugas di Bangkalan sementara ini untuk bekerja secara maksimal,” cetusnya.
Pria kelahiran Magelang itu juga meyakini, jika dia maju Pilkada dengan waktu yang sangat terbatas, tentu menurutnya akan sia-sia dan mempertimbangkan dengan matang. Sebab, dirinya mengaku tidak semudah itu calon Bupati apa lagi tidak ada persiapan.
Ia menambahkan, jika berniat maju Pilkada maka Arief mengaku harus mengundurkan diri dari PJ Bupati Bangkalan, tentu mengurus pengunduran diri perlu waktu yang cukup lama. Apa lagi PJ ini tidak ada bedanya dengan Bupati, hanya saja kalau Bupati dipilih sedangkan PJ ditunjuk.
“Kalau saya berniat untuk maju Pilkada tentu saya harus mempersiapkan dan mengundurkan diri dari tiga bulan yang lalu, karena aturannya kalau mau maju Pilkada harus mengundurkan diri dulu dari jabatan pemerintah, apa lagi saya juga berprofesi PNS,” tandasnya.
“Masyarakat insya allah paham soal itu. Ayu cari pemimpin masa depan Bangkalan yang diperkirakan amanah dan bisa membawa Bangkalan yang lebih baik. Saya sangat berterimakasih kepada semua masyarakat yang telah mempercayai saya, tetapi apa boleh buat waktu dan keadaan yang tidak bisa dibantah, apa lagi bicara prosedur dan aturan,” pungkasnya.