Sumenep – Seorang pengusaha muda asal Giligenting, yang dikenal sebagai pemilik tiga warung sembako di Provinsi Banten, harus berhadapan dengan hukum setelah istrinya sendiri melaporkannya ke Polres Sumenep atas dugaan penelantaran dalam rumah tangga.
Laporan ini dibuat oleh Nur Azizah (35), warga Dusun Ombul, Desa Jate, Pulau Giliraja, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, terhadap suaminya, HY alias Eeng. Laporan tersebut telah resmi terdaftar dalam STTLP/B/153/III/2025/SPKT/POLRES SUMENEP/POLDA JAWA TIMUR pada 17 Maret 2025.
Dari Sukses Berbisnis Hingga Merasa Ditelantarkan
Perjalanan rumah tangga Azizah dan HY bermula pada 24 Agustus 2017, saat keduanya menikah dan memulai kehidupan bersama. Awalnya, rumah tangga mereka berjalan harmonis. Pasangan ini bahkan merantau ke Serang, Banten, bekerja sebagai penjaga toko hingga akhirnya sukses mendirikan usaha sendiri.
Dengan kerja keras, mereka berhasil membuka tiga warung sembako yang berkembang pesat dan menghasilkan keuntungan besar. Namun, di tengah kesuksesan itu, Azizah mulai merasakan kejanggalan.
“Saya tidak pernah diberi akses ke tabungan hasil usaha kami, bahkan ATM pun dikuasai sepenuhnya oleh suami,” ungkap Azizah dalam laporannya.
Kecurigaannya semakin menguat setelah mereka kembali ke Sumenep. Alih-alih membangun kehidupan bersama, HY justru mengajak Azizah untuk tinggal di rumah keluarganya dengan alasan merawat orang tua yang sakit.
Namun, apa yang dialami Azizah jauh dari harapan. Ia justru merasa ditelantarkan, hanya diberi uang belanja seadanya dan diperlakukan dengan semena-mena oleh suaminya.
Puncak Kesabaran, Azizah Memilih Melapor ke Polisi
