Surabaya – Harga-harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga di Provinsi Jawa Timur terus merangkak naik, membuat kehidupan sehari-hari semakin mahal bagi masyarakat Jawa Timur, Jumat (15/3/2024).
Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, inflasi year on year (y-on-y) mencapai 2,81 persen pada bulan Februari kemarin tahun ini. Ini artinya, barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga di Jawa Timur semakin menguras kantong.
Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep, mencapai 4,62 persen, sementara di Jember, inflasi terendah hanya sebesar 2,22 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak semua daerah merasakan kenaikan harga dengan intensitas yang sama.
Menelusuri penyebab kenaikan harga, terlihat bahwa hampir semua kelompok pengeluaran mengalami kenaikan. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi yang paling tinggi, mencapai 6,54 persen. Tak ketinggalan, harga pakaian, alas kaki, hingga kebutuhan rumah tangga juga ikut merangkak naik.
Namun, ada juga beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan harga. Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan menjadi satu-satunya yang mengalami penurunan indeks, sebesar 0,35 persen.
Tidak hanya itu, tingkat inflasi month to month (m-to-m) dan year to date (y-to-d) Provinsi Jawa Timur juga menunjukkan kenaikan. Dalam satu bulan saja, tingkat inflasi mencapai 0,49 persen, sementara dalam setahun (y-to-d), mencapai 0,39 persen. Artinya, harga-harga terus melonjak, memberikan tekanan tambahan bagi kesejahteraan masyarakat.