Kedua, Saif, panggilan akrab Saifuddin, menyebutkan bahwa ketidakjelasan sumber pendanaan survei juga menjadi alasan untuk meragukan hasilnya. Jika survei didanai oleh pihak yang memiliki hubungan dengan salah satu paslon, keakuratan hasilnya dapat dipertanyakan.
Ketiga, dia juga menyoroti kemungkinan ketidakobjektifan dalam pemilihan sampel survei, yang dapat mempengaruhi akurasi hasilnya. Terakhir, Saif berpendapat bisa saja instrumen yang digunakan dalam survei mengarah pada jawaban yang tidak objektif, jika pertanyaannya cenderung mempengaruhi opini responden.
Dengan demikian, meskipun hasil survei menunjukkan elektabilitas yang tinggi bagi pasangan Prabowo-Gibran, Saif menegaskan bahwa layak untuk meragukan apakah hasil tersebut akan terbukti dalam Pilpres satu putaran pada 14 Februari 2024 mendatang. Dia menyerukan untuk menunggu hasil sebenarnya pada hari pemilihan untuk melihat apakah survei tersebut benar-benar mencerminkan keputusan pemilih.