Selain itu, dia juga menulis tentang ekonomi dalam karyanya yang berjudul “Kitab al-‘Ibar”. Dia menyoroti pentingnya produksi, distribusi, dan konsumsi dalam menggerakkan roda ekonomi. Dengan analisisnya yang mendalam, dia menyajikan kerangka pemikiran yang relevan bahkan dalam konteks ekonomi modern.
Pengaruh Ibnu Khaldun meluas jauh melampaui batas geografis dan waktu. Karya-karyanya telah menjadi bahan bacaan wajib di banyak lembaga pendidikan tinggi di seluruh dunia. Para pemikir kontemporer seperti Max Weber dan Arnold J. Toynbee telah menaruh penghargaan yang tinggi terhadap kontribusinya dalam memahami dinamika sosial dan sejarah manusia.
Di dunia Arab, dia dianggap sebagai salah satu intelektual terbesar dalam sejarah. Pemikirannya terus mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk politik, ekonomi, dan masyarakat. Bahkan dalam konteks global, karya-karyanya masih relevan dan terus diperdebatkan oleh para sarjana yang mencari wawasan tentang perjalanan panjang peradaban manusia.
Dengan karunia intelektualnya yang luar biasa, Ibnu Khaldun yang meninggal dunia di Kair, Mesir, pada 19 Maret 1406 M/25 Ramadhan 808 H, telah meninggalkan warisan pemikiran yang abadi yang terus menginspirasi dan membimbing generasi setelahnya.
Semangatnya dalam memahami dan menganalisis dunia telah menuntun manusia menuju pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka sendiri dan masyarakat tempat mereka tinggal. Dengan demikian, dia tidak hanya menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga menjadi sumber inspirasi yang tak terpadamkan bagi umat manusia.