Identitas Politik
Adapun identitas politik merupakan konstruksi berfikir yang memposisikan kepentingan subjek dalam suatu ikatan kelompok atau golongan politik tertentu. Suatu identitas tertentu mempunyai pola atau konsep politik masing-masing yang dapat diakui sebagai bagian dari kekhasan.
Kapitalisme sebagai salah satu aliran ideologi besar dunia memiliki konsep politik demokrasi liberal dan pemberlakuan kepemilikian suwasta secara penuh, bahwa Negara tidak diperkenankan ikut campur dalam urusan warga negara.
Sebaliknya komunisme menentukan identitas diri dalam aspek politiknya adalah kepemilikan negara, bahwa personal tidak mempunyai hak kepemilikan.
Bahkan Islam sendiri mencoba merumuskan kosenpi politiknya sendiri walaupun sampai saat ini belum ada konsepsi kenegaraan yang absah.
Semuanya berupaya mewujudkan yang namanya kesejahteraan umum walaupun pada prakteknya seringkali berujung diskriminasi, penindasan bahkan pembantaian.
Politik Identitas
Politik identitas lebih mengacu pada mekanisme pengorganisasian identitas atas dasar perbedaan identitas tersebut. Mobilisasi massa dan penggiringan opini pada sentimen perbedaan identitas tertentu menjadi inti dari pada politik identitas.
Agnes Heller mendefinsikan, politik identitas sebagai gerakan politik yang fokus perhatiannya adalah perbedaan sebagai suatu klasifikasi politik yang utama.
Sedangkan, pakar politik dari Universitas Duke, Donald L Morowitz, mendefinisikan politik identitas adalah pemberian garis tegas untuk menentukan siapa yang akan disertakan dan siapa yang akan ditolak dengan alasan perbedaan identitas.
Menurut Widayanti, proses pembentukan identitas ada tiga; Pertama, Primordialisme, diperoleh secara alamiah atau turun temurun; kedua, konstruktivisme, yaitu dibentuk oleh proses sosial; ketiga, instrumentalisme, yaitu dibentuk untuk kepentingan elit tertentu.