Sama salahnya dengan para politisi yang kemudian menggunakan isu identitas sebagai senjata memperoleh kepentingan atau jabatan. Menjadi dosa besar para politisi karena tindakan tersebut berimbas pada perpecahan Bangsa. Ini melanggar asa Negara Benika Tunggal Ika.
Teori Objektivitas Kuntowijoyo
Dalam buku “Identitas Politik Umat Islam”, Kuntowijoyo menjelaskan tentang teori objektivitas. Objektivitas merupakan upaya mengesampingkan simbol atau cover, serta lebih mengutamakan esensi. Esensi politik Islam adalah perwujudan baldatun thayyibah wa rabbul ghafur, Negara yang damai, tentram, berkeadilan dan mensejahterakan atau sebagaimana diamanahkan pembukaan UUD 1945 bahwa tujuan negara Indonesia adalah mencerdaskan anak bangsa, melindungi dan mensejahterakan.
Alih-alih ingin melebelisasi negara Islam tidak menjadi hal yang penting diperjuangkan sebab apalah arti identitas atau label bilamana isinya tidak sesuai dengan kemasan tersebut. Penekanannya adalah upaya penerapan atau pengamalan nilai-nilai keislaman di Indonesia, tetekbengek urusan kenegaraan diwarnai dengan spirit keislaman yang rahmatan lil ‘alamin.
Dalam konteks kepemilian, penggunaan sentiman identitas merupakan suatu bentuk ketidak dewasaan dalam berpolitik. Klasifikasi yang harus digunakan dalam proses memilih pemimpin di setiap tingkatan pemerintahan harus melalui pertimbangan yang objektif, yaitu kapasitas dan kapabilitas calon pemimpin itu sendiri. Pradigma ini harus tumbuh mulai dari tataran bawah sampai pada tataran elit politik.
Syamsul Hadi adalah alumni STIU Darussalam Bangkalan, saat ini aktif di PMII Bangkalan