Surabaya – Masyarakat Bangkalan dihebohkan dengan kejadian pembunuhan dan pembakaran mayat perempuan mahasiswi Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Fakultas Pertanian, Een Jumiati (20) asal Tulungagung, pada Minggu 01 Desember 2024, Selasa (03/12/2024).
Kejadian peristiwa tragis tersebut terjadi di Desa Banjar, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan, tiga hari yang lalu. Mayat ditemukan warga pukul 20.00 WIB dalam kondisi sekujur tubuhnya 80% terpanggang api menyala, hanya menyisakan organ bagian tangan dan kaki.
Sesuai dengan hasil penyidikan polisi, korban dibunuh oleh kekasihnya bernama Maulidi, yang merupakan eks mahasiswa Prodi Tarbiyah STIT Al-Ibrohimy Galis. Korban dianiaya hingga meninggal dengan cara disabet lehernya, dibacok kepalanya, dan digorok lehernya menggunakan sajam jenis celurit. Setelah ditangkap dan diinterogasi, motif pembunuhan karena hamil di luar nikah.
Mengetahui peristiwa keji itu, Hafid Syaifuddin, pengurus Badko HMI Jatim mengantensi serius perkara ini. Ia menyebut, bahwa peradaban masyarakat Bangkalan mengalami regresi (mundur). Pembunuhan dan pembakaran merupakan simbol degradasi moral yang tumbuh di sosial masyarakat yang tanpa nilai, sehingga perlahan Bangkalan kehilangan identitas moral.
Menurutnya, fenomena pembakaran mahasiswi di Bangkalan memantik ingatan semua manusia pada era kegelapan Eropa, dimana perempuan terpelajar dan kritis menentang otoritas dipersekusi dan dibakar hidup-hidup. Tentu, perempuan yang dibunuh lalu dibakar karena meminta pertanggungjawaban.