Jakarta – Iran dan Israel kembali saling menembakkan rudal, memicu ledakan hebat dan sirene serangan udara yang mengguncang Teheran dan Tel Aviv. Melansir laporan berita Al-Jazeera, serangan ini terjadi sehari setelah militer Israel membunuh jenderal-jenderal tinggi Iran dan ilmuwan nuklir dalam sebuah eskalasi militer terbesar dalam puluhan tahun, Minggu (15/06/2025).
Iran membalas dengan meluncurkan puluhan rudal yang menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai lebih dari 200 di Israel. Di Iran, serangan Israel mengakibatkan kematian sedikitnya 80 orang, termasuk perempuan dan anak-anak.
Tentara Israel menargetkan permukiman padat di Teheran, serta lokasi militer dan fasilitas nuklir. Serangan tersebut telah menewaskan sembilan ilmuwan nuklir Iran sejauh ini.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyalahkan Israel atas dimulainya perang ini. “Kami tidak akan membiarkan mereka lolos tanpa cedera dari kejahatan besar yang telah mereka lakukan,” katanya dalam pidato televisi nasional.
Khamenei menyebut serangan Israel sebagai aksi yang harus dihukum dengan keras. Ia memperingatkan bahwa Israel tak boleh merasa aman hanya karena sudah menyerang lebih dahulu.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan bahwa “Teheran akan terbakar” jika Iran melanjutkan serangan rudalnya. Ia menuduh Khamenei menyandera rakyat Iran demi ambisi militer.
“Jika Khamenei terus menembakkan rudal ke wilayah dalam negeri Israel, Teheran akan terbakar,” tegas Katz. Ia menyatakan warga Teheran akan menanggung akibat dari serangan yang menewaskan warga sipil Israel.