JNT Express Hadapi Krisis Kepercayaan Warga Sumenep

Ilustrasi pengiriman barang JNT Express. (Sumber Foto: Delyva). 

Sebelumnya, keluhan datang dari Inni Marroh Qonitatillah, warga Desa Romben Rana, Kecamatan Dungkek, pada Selasa (16/07/2024). Ia mengeluhkan keterlambatan pengiriman paket yang dipesannya sejak 4 Juli 2024, yang belum sampai hingga 16 Juli 2024.

“Saya sering kecewa dengan keterlambatan pengiriman dan kurangnya komunikasi dari pihak kurir,” ujar Inni.

Paket tersebut berisi popok untuk kebutuhan jual beli dengan pelanggannya, dan ia merasa sangat kecewa karena berbagai alasan yang diberikan kurir tidak masuk akal.

Inni juga menambahkan bahwa tidak ada satu pun kurir yang menghubunginya meskipun nomor teleponnya tertera di platform pemesanan.

“Intinya, pelayanan JNT buruk. Saya kecewa,” tegas guru SDN Romben Rana ini.

Sepekan lebih kemudian, Miftahol Hendra Efendi, warga Desa Kebunan Kecamatan Manding, juga menyampaikan keluhannya. Pada Minggu (28/07/2024), Hendra mengaku kecewa karena paket yang ia pesan dengan metode Cash On Delivery (COD) dikembalikan oleh kurir karena kesulitan dalam pembayaran di tempat.

“Saat kurir datang ke rumah, keluarga saya tidak memiliki uang tunai,” kata Hendra.

Hendra menjelaskan bahwa dia sempat menawarkan pembayaran melalui transfer, namun kurir malah mengirimkan barcode pembayaran yang hanya berlaku selama 4 menit. Ketika ia mencoba menghubungi kurir kembali, kurir tidak merespons panggilannya.

“Ke depan, saya tidak akan menggunakan JNT Express lagi,” ujar Hendra kesal.

Menanggapi banyak keluhan tersebut, pihak JNT Express Jawa Timur hanya menghubungi redaksi Madurapers dan meminta takedown berita tentang pelayanan buruk JNT Ekspress yang dimuat sejumlah media.

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca