Surabaya – Tingkat kemiskinan di Jawa Timur pada September 2024, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, mengalami penurunan signifikan, mencapai 9,56 persen. Angka ini turun 0,23 persen poin dibandingkan Maret 2024.
Jumlah penduduk miskin juga berkurang menjadi 3,893 juta orang. Ini berarti ada penurunan sebanyak 89 ribu orang dari total sebelumnya.
Di wilayah perkotaan, persentase penduduk miskin turun dari 7,12 persen pada Maret 2024 menjadi 6,83 persen di September 2024. Hal ini menunjukkan perbaikan nyata di kota-kota.
Sementara itu, persentase kemiskinan di pedesaan turun lebih kecil, dari 13,30 persen menjadi 13,19 persen dalam periode yang sama.
Secara jumlah, penduduk miskin di perkotaan berkurang sebanyak 54 ribu orang, dari 1,643 juta menjadi 1,589 juta orang. Perbaikan ini menunjukkan upaya yang berhasil di wilayah perkotaan.
Di pedesaan, jumlah penduduk miskin juga berkurang, meski hanya sebanyak 35 ribu orang. Dari 2,340 juta pada Maret 2024 menjadi 2,305 juta orang pada September 2024.
Garis kemiskinan pada September 2024 tercatat sebesar Rp547.751 per kapita per bulan. Dari jumlah tersebut, Rp416.738 atau 76,08 persen digunakan untuk kebutuhan makanan.
Kebutuhan non-makanan seperti pakaian dan perumahan menyumbang 23,92 persen, dengan rata-rata Rp131.013 per kapita per bulan.
Setiap rumah tangga miskin di Jawa Timur rata-rata memiliki 4,27 anggota. Hal ini membuat garis kemiskinan per rumah tangga mencapai Rp2.338.897 per bulan.
Penurunan angka kemiskinan ini menjadi angin segar bagi masyarakat Jawa Timur. Pemerintah diharapkan terus mendorong upaya pengentasan kemiskinan agar tren positif ini berlanjut.