Puasa di bulan Ramadhan menjadi sebab masuk surga. Menurut sebuah hadits: “Abu Abdillah Jarir Al-Anshari r.a., menerangkan, ada seorang lelaki yang bertanya kepada Rasulullah s.a.w., ”Bagaimana pendapatmu jika aku telah mengerjakan shalat maktubah (shalat fardhu lima waktu), berpuasa Ramadhan, menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram, dan aku tidak menambahnya dengan suatu apapun. Apakah aku bisa masuk surga?” Rasul menjawab, ”Ya.” (H.R. Muslim).
Puasa di bulan Ramadhan do’anya terkabulkan. Rasulullah s.a.w., bersabda: “Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a, akan dikabulkan.” (H.R. Al Bazaar).
Dalam hadits lain juga menyebutkan: “Sesungguhnya Allah mempunyai orang-orang yang akan dibebaskan (dari neraka) setiap hari dan malam. Setiap hamba dari mereka punya do’a yang mustajab.” (H.R. Ahmad).
Puasa di bulan Ramadhan mendapatkan pahala yang berlipat ganda tanpa batas. Menurut hadis: “Dari Abu Hurairah r.a., berkata, Rasulullah s.a.w., bersabda: “Semua amal Bani Adam akan dilipat gandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa Jallah berfirman, ‘Kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya.”
Yakni Aku akan memberikan pahala yang banyak tanpa menentukan kadarnya. Hal ini seperti firman Allah S.W.T., “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Q.S. Az-Zumar: 10)
Puasa untuk-Ku yang dimaksudkan dalam hal ini adalah bahwa ia termasuk ibadah yang paling Aku (Allah) cintai dan paling mulia di sisi-Ku. Menurut Ibnu Abdul Bar: “Cukuplah ungkapan ‘Puasa untuk-Ku’ menunjukkan bahwa keutamaannya dibandingkan ibadah-ibadah lainnya.