Padahal peringatan terkait hal ini sudah jelas baik secara konstitusi yang tertuang dalam UU No 30 tahun 2002, pun dalam ajaran Islam sudah jelas dan tegas menyatakan kecaman terhadap pelaku korupsi dan diancam masuk Neraka.
Ungkapan Prof. Salim Said, bahwa Indonesia tidak akan maju selama tidak ada yang ditakuti. Mengaca pada negara tetangga seperti China dan Korea Selatan maju karena ada yang ditakuti, China maju karena takut dengan China Daratan, Korena maju karena takut pada Korea Selatan.
Sedangkan Indonesia, Tuhan pun tidak ditakuti. Buktinya, para pejabat, birokrasi sudah disumpah di atas kitab suci atas nama Tuhan namun nyata-nyata semasa menjabat tidak merepresentasikan janji yang dilafalkan.
Efek buruk dari pada korupsi sebagaimana fakta sejarah yaitu runtuhnya Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Pada peralihan abad 18-19 VOC yang meruapakan perusahaan multinasional mengalami kebangkrutan yang sangat luar biasa dikarenakan perilaku korup.
Apakah Bupati Bangkalan dijerat Korupsi menjadi tanda runtuhnya Kekuasaan Kerajaan Bangkalan (Bangkalan Empire)?
Menjawab pertanyaan ini tentu beragam hipotesa. Sebagian menjawab ‘iya’ dengan dalih tidak ada putra mahkota pengganti, sebagian lagi berpendapat ‘tidak’ lantaran kekuatan dan pengaruh Ra Fuad masih sangat mengakar. Semua jawaban sah-sah saja sampai pada saatnya pergelaran Pemilihan Bupati. Ini akan menjawab masihkah Bupati muncul dari lingkaran Ra Fuad.