Asal-usul koin juga menjadi pertimbangan. Koin yang berasal dari kerajaan atau negara yang sudah punah memiliki nilai historis yang tinggi. Kolektor sering mencari koin semacam ini untuk melengkapi koleksinya.
Proses pembuatan koin kuno yang rumit dan teknik cetak yang digunakan pada masa lalu menambah nilai seni pada koin tersebut. Detail-detail kecil yang diukir dengan tangan menunjukkan keterampilan tinggi para pengrajin zaman dahulu.
Koin yang memiliki kesalahan cetak atau misprint menjadi incaran karena dianggap unik. Kesalahan semacam ini jarang terjadi, sehingga koin dengan misprint memiliki nilai yang lebih tinggi di mata kolektor.
Koin yang pernah beredar di wilayah tertentu dan memiliki ciri khas lokal juga diminati. Misalnya, koin dengan simbol atau tulisan dalam bahasa daerah tertentu. Hal ini menambah keunikan dan nilai historis koin tersebut.
Koin yang pernah digunakan dalam transaksi penting atau bersejarah memiliki nilai tambah. Misalnya, koin yang digunakan dalam perjanjian penting atau acara kenegaraan. Koin semacam ini menjadi saksi bisu peristiwa bersejarah.
Koin yang memiliki sertifikat keaslian dan telah melalui proses penilaian resmi cenderung memiliki nilai lebih tinggi. Sertifikat ini menjamin keaslian dan kondisi koin, sehingga menambah kepercayaan pembeli.
Terakhir, popularitas koin di kalangan komunitas kolektor juga memengaruhi harganya. Koin yang sering dibicarakan atau menjadi tren biasanya memiliki harga yang lebih tinggi karena permintaan yang meningkat.