Berbeda dengan shalat Dhuhur yang terdiri dari empat rakaat, shalat Jum’at hanya dua rakaat. Ini mencerminkan ringkasnya tata cara namun tetap kaya dengan makna dan esensi.
Shalat ini adalah momen untuk berkumpulnya umat Islam dalam satu tempat (masjid), mempererat ukhuwah Islamiyah, dan memperkokoh persatuan.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah s.a.w., bersabda: “Hari terbaik di mana matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan ke surga, dan dikeluarkan darinya. Pada hari itu pula kiamat akan terjadi.” (HR. Muslim).
Hal ini menunjukkan betapa agungnya hari Jumat sebagai hari yang penuh berkah, sehingga shalat yang dilaksanakan pada hari itu juga memiliki keutamaan tersendiri.
Shalat ini mengajarkan pentingnya disiplin, persaudaraan, dan penghormatan terhadap waktu. Kehadiran jamaah dalam jumlah besar mencerminkan kebersamaan umat Islam.
Dalam khutbah, nilai-nilai moral dan spiritual ditegaskan, memberikan motivasi dan panduan kepada jamaah untuk menjalani kehidupan dengan penuh kebaikan.
Dengan segala perbedaan yang dimilikinya, shalat Jum’at adalah simbol keberkahan dan ketaatan.
Shalat ini bukan sekadar pengganti shalat Dhuhur, tetapi sebuah momen yang dirancang Allah S.W.T., untuk mengingatkan umat-Nya tentang pentingnya ketakwaan, kebersamaan, dan refleksi diri.
Shalat ini mengajarkan kita untuk tidak hanya memenuhi kewajiban ibadah, tetapi juga meresapi maknanya dalam kehidupan sehari-hari.